s e a r c h i n g


Anak-anak memiliki perannya sendiri dalam dunia seni. Anak-anak merupakan masa depan yang kelak akan mampu mengekspresikan keunikannya denga...


Anak-anak memiliki perannya sendiri dalam dunia seni. Anak-anak merupakan masa depan yang kelak akan mampu mengekspresikan keunikannya dengan berbagai media seni, termasuk sinema.


JAFF 14 Revival mengajak anak-anak berusia 7-12 tahun untuk berkreasi dengan bahasa visual lewat program Art For Children yang kali ini akan didampingi oleh Rara Kuastra (@rarakuastra ) & Putud Utama (@putud.utama ) dari TEMPA (@_tempa_ ) dengan tajuk “Pattern Stamp Printing Workshop”. Art For Children: Pattern Stamp Printing Workshop akan didakan pada 23 November 2019 pukul 10:00-13:00 WIB di Empire XXI Yogyakarta.


Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan WhatsApp/SMS ke Apri Nugroho (+62 881 655 2525) dengan format: DAFTAR (spasi) JAFF (spasi) ARTFORCHILDREN (spasi) NAMA (spasi) USIA .


Biaya registrasi: RP.85.000- (include snacks). Workshop ini terbatas hanya untuk 25 anak. Segera daftarkan anak anda dan dapatkan Workshop Kit berupa Tote bag dan pouch lucu nan menggemaskan!


#jaffjogja #jaff14 #jaff14revival

Kami datang lagi. Komplotan Live Sablon TAI Jogjakarta. Kali pertama saya bertemu mas Iksan Skuter adalah ketika film saya bertandang ...

Kami datang lagi. Komplotan Live Sablon TAI Jogjakarta.

Kali pertama saya bertemu mas Iksan Skuter adalah ketika film saya bertandang ke Malang, ke Universitas Brawijaya tepatnya. Nah, disela-sela lawatan atas undangan kampus tersebut saya coba mencuri waktu dengan ditemani seorang LO dari acara tersebut. Saya lupa acara apa, karena sudah (sekitar) 5 tahun lalu, haaa....

Sampailah saya di Warung Srawung. Warung imut berkonsep angkringan sederhana dengan menu andalan kopi & indomi. Generasi micin memang, haaa....

Seingat saya, kenapa saya bisa sampai sana adalah waktu itu mas Iksan akan mengadakan konser keliling. Salah satu kota tujuannya adalah Jogjakarta. Jadi saya dimintai tolong carikan tempat. Kira-kira begini kalimat yang saya ingat

"nek koe iso nembusi kui, kopi karo indomi'mu, gratis!"

Sebuah tantangan yang aduhai, bagi mahasiswa tingkat akhir seperti saya waktu itu, haaa...

"OK, mas!", saya jawab dengan semangat kopi & indomi.

Waktu itu saya sedang suka (via soundcloud) mendengarkan Sisir Tanah, yang terakhir baru diketahui namanya adalah mas Danto. Dengan rileks, tak rekomendasiin ke mas Iksan. "Mas, ini ada musisi seger! Sisir Tanah namanya", karena saya tergila-gila dengan "Lagu Wajib" yang saya saksikan di acara 9menit15detik di Teater Garasi waktu itu dan mengambil sticker berisi lirik itu dan kutempel di cermin kamar kost'ku, auto hapal jadinya. Ajaib waktu itu.



Sampai di Jogja, tempat yang kita rencanakan bergeser ke UGM. Terjadilah konser pertamaku menonton Iksan Skuter di sana. Kebetulan juga, mas Iksan pas di konser itu malah membagi-bagikan CD Matahari (Album 1 Iksan Skuter), dengan segera kuambil dan dengarkan setiap hari. Kebetulan CD Player masih nangkring di kost, dengan Simbada seadanya, kuputar terus sampai mampus. Haa....

Jika kalian lihat CD Matahari, kalian buka isinya, pasti kalian menemukan beberapa foto yang artistik yang sedikit banyak mewakili setiap lagu dari album itu.

Saya penasaran dengan cover album Matahari itu. Soalnya, fotonya mirip sama temen saya di sanggar teater kampus kami; Teater Tangga UMY. Setelah bertukar no HP, SMS'an lah kami untuk menjawab rasa penasaran saya atas cover album Matahari.

Ternyata benar apa yang saya sangka atas sosok di cover album Matahari itu. Dia adalah kakak tingkatku di Teater Tangga UMY. Dan yang mengagetkan lagi, fotografernya adalah Ketua UKM Fotografi Semar Mesem yang saya ikuti pada tingkat 3 di kampus. Ya tuhan, dunia memang sempit jika kita berbuat baik.

19 Nov 2019, waktu yang tepat untuk melepas rindu-lelah atas semua kenangan tadi. Tepat juga 4 tahun kerjasama kami antara Tutbek & Iksan Skuter.


Tiada kata yang tepat untuk menutup tulisan ini kecuali, SRUUUPPPUUUUTTTTT.........
***
Ingin acaramu ada Live Sablon dari kami? Segera hubungi kami!

Love Sablon adalah Live Sablon. Kenapa jadi Love dan bukan Live? karena sifat kerjanya yang recycle. Walaupun ada juga yg sengaja datang dengan pakaian baru. Namun kami selalu suka antusiasmenya. Ya, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit niat baik untuk kebaikan bumi. He....

Canvas Hitam 35x42cm, handle 65cm Alas semi 3D Sablon manual Kantong dalam Order: https://www.instagram.com/olski.merch/ Instagram Olski: ht...


Canvas Hitam
35x42cm, handle 65cm
Alas semi 3D
Sablon manual
Kantong dalam


Order:

Instagram Olski:


Di balik gedung-gedung, di setiap lubang galian jalan, di antara debu dan asap kendaraan, terserak ingatan manusia yang menghidupi sebuah k...


Di balik gedung-gedung, di setiap lubang galian jalan, di antara debu dan asap kendaraan, terserak ingatan manusia yang menghidupi sebuah kota.  Membayangkan kota adalah sebuah pertunjukan musik dan visual yg membagi pengalaman mereka yg tinggal di dalamnya. kota terus tumbuh dan seringkali melupakan mereka. (dari press release)


.................
Shoppinglist
Rock realis yang mencatat pertumbuhan kotanya, cara bertutur dalam liriknya menceritakan kehidupan rumah rumah di bantaran kali, di bantaran jalar jalur tikus, di pasar. Kita hidup dalam kelupaan kelupaan mobilitas.

Instagram #shoppinglistyk
Youtube #shoppinglist yk

................
Slipping Pills 
Adalah sebuah ruang untuk bermain musik dan bergembira, menyiasati dunia yang semakin tua, di bentuk pada tahun 2011 oleh musisi Teguh Hari Prasetya dan Purnawan Setyo Adi. Pada tahun 2012 Slipping Pills telah merilis mini album pertamanya “Kpd. ytc. lies”, mini album pertama ini dikerjakan dengan menggunakan unsur musik elektronik, mereka sempat mengeluarkan video clip dengan lagu Kota Yang Tak Pernah Bermimpi di kerjakan bersama sama kawan festival Film Dokumenter Yogyakarta (FFD).

Mulai awal tahun 2016 Slipping Pills kembali mencicil lagu-lagu untuk album keduanya Dengan format anggota baru. Album tersebut dipoduksi secara mandiri di HGLabs studio, milik sang gitaris Hengga Tiyasa, secara musik mereka tidak terikat dengan genre tertentu walaupun mereka menyebutnya sebagai band pop dan pada mini album kedua akan hadir dengan format semi-akustik.
Kini mereka beranggotakan Teguh Hari Prasetya (Vokal dan Bass), Hengga Tiyasa (Gitar), Aga Yoga Perkasa (Gitar), Gendra Wisnu, mereka telah tampil di beberapa event superti di Festival Film Dokumenter Yogyakarta di Taman Budaya Yogyakarta , ArtJog di Jogja National Museum, Festival Kesenian Yogyakarta, Event musik Lelagu, dan banyak lagi.

Twitter : @slippingpills
Facebook : Slipping Pills

...............
Jalan Pulang
Jalan pulang ada rangkuman dari perjalanan menuju rumah, menuju bekerja, menuju jalan kebahagiaan, kesedihan, kesatiran, jalan pulang melihat pegalaman-pengetahuan ini menjadi modal dari menciptakan narasi-narasi bermusiknya. Jalan Pulang sendiri berformasi Irfan (gitar, vokal & harmonika), Margi Aryanti ( piano, vokal & biola), Damar (gitar & vokal), Dwiki Prasetyanto (bass, vokal & glocken spiele) serta Agung (drum & vokal)

Apakah mereka benar benar akan pulang ke pangung panggung selanjutnya setelah lama mengendap, acara ini tentunya menjadi ajang kembalinya menjelajah musik Indonesia.

Instagram #jalanpulang_

.............
Kota dan Ingatan
Nama Kota dan Ingatan hadir dalam proses pengerjaan aransemen tiga teks, sampai ada judul lagu “Alur” dan nama kolektif ini diambil dari lirik dalam lagu tersebut. Musik sendiri bagi mereka adalah bagian dari banyak hal yang mereka rangkum, seperti pertemuan dengan banyak komunitas dan menciptakan komunitas sendiri, memberikan rambu-rambu atas fenomena sosial yang sedang terjadi, mereka juga menggiatkan sebuah Blog dan banyak sosial media sekaligus digunakan untuk mendistribusikan ide-ide kreatif mereka.
November 2018, Kota & Ingatan merilis debut album mereka, ‘Kurun’, yang melewati nyaris tiga tahun pengerjaan pasca kugiran asal Yogyakarta ini terbentuk pada paruh awal tahun 2016. Berkelindan bersama aktivitas personilnya yang cabar, Kota & Ingatan kemudian merilis kembali 9 dari 10 catatan dalam album tersebut melalui sesi live studio, ‘Merapal Kurun’ pada Agustus 2019. Dikenal dengan lirik yang tajam dengan penjelajahan musik yang luas dan berani, kugiran yang beranggotakan Herda Mukti Setyawan (gitar), Addie Setyawan (bass), Maliq Adam (gitar, keyboard), Aji Prasetyo (drum) dan Aditya Prasanda (pelafal teks) ini kerap menghadirkan isu genting yang tengah mengeras di tengah masyarakat Indonesia saat ini.
Instagram @kotadaningatan
https://youtu.be/teq3TlisOzU







Love Sablon adalah Live Sablon. Kenapa jadi Love dan bukan Live? karena sifat kerjanya yang recycle. Walaupun ada juga yg sengaja datang dengan pakaian baru. Namun kami selalu suka antusiasmenya. Ya, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit niat baik untuk kebaikan bumi. He....

*
TUTBEK; SPACE/SCAPE

Panggilan terbuka bagi siapa saja yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta dan berminat menjadi TAI . Kirimkan surat lamaran da...


Panggilan terbuka bagi siapa saja yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta dan berminat menjadi TAI. Kirimkan surat lamaran dan surat motivasi ke hallotutbek@gmail.com dengan format (KARIR TAI - NAMA LENGKAP - NO HP AKTIF) sebelum